Sunday, January 24, 2016

Usah Menunda

Usah Ditunda
Ketika duka menerpa, badai hidup menghantam, pasti  ada hikmah. Ada tujuan atas setiap yang berlaku. Ada yang ‘tak beres’ dengan laluan, jadialah sedikit gelombang supaya bersedia menghadapi gelombang yang jauh lebih hebat. Insya Allah. Susah itu pembinaan, sabar itu indah. Dia Yangg Maha Tahu, Maha pengasih, Maha Adil...
Banyak ujian yang singgah, tafakur dab nuhasabah diri. Terlalu banya debu-debu dosa yang melingkar taman hati, terlalu banyak madzmumah yang bersarang di relung jiwa.
Moga Allah senantiasa curahkan rahmatnya pada kita semua agar tidak mendhalimi diri di depan Nya, tidak menghinakan drir di Mahsyar kelak.



Sebagai manusia, kesilafan dan kesalahan sering tak dapat diselesaikkan. Dalam hasrat hendak membetulkan sesuatu kesilapan yang telah berlaku, tiba-tiba melakukan pula kesilapan lain. Dalam beraszam tidak mau lagi mengulangi kesalahan, namun tak disengaja sepuluh lagi kesalahan baru menjelma.

Biar sebanyak mana pun dosa dan kesalahan itu, Allah sendiri menyuruh agar jangan berputus asa dari rahmatNya. Islam mendidik supaya senantiasa bersangka baik dengan Allah serta memohon kemaafan dari Nya.

Apabila hamba yang berlumuran darah terpanggil memohon kemaafan kepada Allah, maka ketahuilah bahwa Dia amat menyayangi kita. Itulah sunnatullah dalam kehidupan ini dan tiada yang aneh tentangnya. Arrohman Arrohim Alghofur.

Yang buruk ialah yang berbuat dosa tetapi tidak mau bertaubat dari dosa itu serta merasa tidak pernah berdosa. Manakala, sebaik-baik insan yang singgah di dunia kekafanaan ini, adalah mereka yang tau memohona kemanfaan, keudzuran dan perlepasan dari Nya. Seeloknya, permohonan kemanfaatan dari Allah itu, hendaklah dilakukan segera setiap kali terjebak dalah kancah dosa.

Usah tunggu dosa mulai menimbun, mata mulai rabun. Baru mohon ampun. Sebaliknya segara memohon ampun, sebelum segala dosa itu akan dipertontonkan di perhitungkan akhir. Begitulah Allah dan Rasul ajarkan.

Segala permohonan ‘kelonggaran’, kemaafan dan keduzuran kepada Allah hendaklah di dunia ini, semasa fikiran masih waras, semasa ingatan masih kuat, semasa tubuh masih gagah. Selagi punya masa untuk bertaubat.

Amat dibimbing andai terlepas pandang dalam saat kepentingan ini. Sadar-sadar malaikat mau sudah terpancak di depan mata. Sadar-sadar nyawa sudah sampai di ghargharah (tenggorok). Sadar-sadar, tabir pembalasan mulai disingkap. Sadar-sadar sepasang telinga tidak dapat mendengar lagi hiruk pikuk duniawi. Diri sudah terluka layu seorang di kegelapan Barzakh.

Beruntung bila keuzuran serta permohonan kemaafan sudah acapkali dilampirkan. Semasa nyawa masih dikandung badan dan Allah SWT amat berbelas kasihan dengan pengaduan serta keuzuran.

Dalam jumlah yang tidak sedikit, ada manusia yang alpa, lalai dengan tipu daya duniawi. Tersentak untuk merayu saat pintu kemanfaatan tidak terbuka lagi. Saat segala keuzuran sudah tidak diperdulikan sama sekli. Seburuk-buruk permohonan ampun yang melang bentuk ‘kesudahan’ dan pengkhianatanya’.

Sewaktu byangkan maut menjelma, baru hendak sholat, mengaji, bersedekah, bersilaturahmi, memohonan ampun, berbuat baik, berzikir, dan sebagainya. Tidak cukupkah usai 40 tahun 50 tahun 60 tahun? Hendaklah tambah masa lagi barang sebentar? Usah Berangan...!

“Dan belajakanlah sebahagian dari apa yang kami berikan kepadamu sebelum datang kemtian kepada salah seorang daripada kamu berkata; “Ya Tuhan ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian ku) sampai waktu yang dekat, yang membolehkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk dikalangan orang-orang yang shalih.’Dan allah sekali-seklai tidak akan menanggungkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui, apa yang kamu kerjakan.” [Al-Munafiqun : 10:11]

Ya Allah...! Kurniakan kepada kami taubat sebelumnya kematian. Peluang beramal sebelum berangkat pulang, jangan jadikan kami orang-orang yang rugi.

Ya Allah, jangan lah Engkau palingkan hati kami setelah Engkau berikan hidayah...Amin.

Friday, January 8, 2016

Budaya Islami Sekolah


Salah satu tugas yang diemban oleh pendidikan adalah mewariskan nilai-nilai luhur budaya kepada siswa dalam upaya membentuk kepribadian intelek yang bertanggung jawab melalui jalur pendidikan. Dan lembaga yang dipercaya oleh masyarakat ini adalah sekolah. Dan lembaga yang dipercaya oleh masyarakat ini adalah sekolah. Nilai-nilai yang dikembangkan di sekolah itu sendiri sebagai organisasi pendidikan, yang memiliki peran dan fungsi untuk mengembangkan, melestarikan dan mewariskan nilai-nilai budaya kepada para siswanya. sebagaimana peran sekolah yang tertulis dalam al-tarbiyah wa al Thuruq al Tadris bahwasanya,

"Sekolah merupakan sarana yang bekerjasama dengan keluarga untuk mendidik anak"

(Sholeh Abdul Aziz, Abdul AzizAbdul Majid, al Tarbiyah wa al Thuruq al Tadris (Juz I), (Dar Al-Muarif Mesir, 1996.), hlm.78.

Oleh karena itu sekolah sebagai pewaris nilai-nilai luhur budaya kepada siswa dalam upaya membentuk kepribadian/karakter melalui jalur pendidikan. Dan lembaga yang dipercaya oleh masyarakat adalah sekolah tersebut. Maka perlu ada sebuah sistem yang akan berguna untuk pencapaian misi dan tujuan tersebut yaitu budaya islami, agar mempunyai jalan/haluan yang baik dan benar supaya sesuai dengan apa yang di cita-citakan.

MERASA AMAN DARI SIKSA ALLAH سبحانه و تعالى DAN MEREMEHKAN DOSA

MERASA AMAN DARI SIKSA ALLAH سبحانه و تعالى DAN MEREMEHKAN DOSA Setiap dosa yang dilakukan oleh setiap hamba baik itu dosa kecil maup...