Tuesday, April 24, 2018

MERASA AMAN DARI SIKSA ALLAH سبحانه و تعالى DAN MEREMEHKAN DOSA

MERASA AMAN DARI SIKSA ALLAH سبحانه و تعالى DAN MEREMEHKAN DOSA
Setiap dosa yang dilakukan oleh setiap hamba baik itu dosa kecil maupun dosa besar pasti mempunyai konsekuensi. Dalam arti lain, tidak ada dosa yang tidak ada balasanya, namun balasan dari dosa tersebut sesuai dengan kadar besar kecilnya dosa tersebut. Maka, setiap dosa yang kita lakukan membutuhkan pengampunan dan pembersihan dosa. Rasulullah bersabda; “Balasan akan datang sesuai dengan amal seseorang
Allah سبحانه و تعالى berfirman;
Tidak ada yang merasa aman dari siksaan Allah selain orang-orang yang rugi.”(Q.S. Al-A’raaf: 99)
Kata Ulama tafsir yang dimaksud “merugi” disini maksudnya adalah pada saat datangnya adzab murka Allah kepada orang yang merasa aman dari siksa Allah maka dia sudah sulit untuk melepaskan diri. Maka apabila konsekuensi hukuman dosa sudah datang maka melepaskan diri sudah sulit sekali dan dalam waktu yang lama hingga benar-benar tuntas kadar dosa yang dilakukanya.
Allah سبحانه و تعالى juga berfirman dalam ayat lain:                          
Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, Maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” (Q.S. Al-An’am: 44)
Rasulullah Bersabda:
“Kalau kalian melihat nikmat pada diri seseorang pembuat maksiat terus bertambah nikmat padanya maka ketahuilah itu adalah tadarujj (yaitu tahapan adzabnya Allah) “
Bahwasanya azab Allah adalah penguluran secara berangsur-angsur dengan nikmat (rezeki) dan kesehatan (Tafsir Al-Qurthubi; 7/254) Hingga mereka merasa aman dari azab Allah sehingga akan melahirkan kelalaian, dan kelalaian, akan melahirkan sikap meremehkan
“Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan (tidak percaya akan) Pertemuan dengan Kami, dan merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengan kehidupan itu dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami” (Q.S Yunus: 7)
Dari Anas bin Malik رضي الله عنه ia berkata, “Suatu ketika, Rasulullah menyampaikan khutbah, dan saya tidak pernah mendengarkan khutbah seperti itu sebelumnya. Beliau bersabda:
لوتعلمون ماأعلم لضحكتم قليلاولبكيتم كثيرا
“Seandainya kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.” (HR Bukhari; (11/319)-Fathul Bari) Halaman 352-353
Maka, diantara pintu masuk setan untuk menggoda manusia adalah mendatanginya dengan membisikan, “ini hanya dosa kecil, ini masih ringan Allah maha pengampun”. Sehingga orang yang kurang berilmu, setang sangat mudah menghasutnya dan menjerumuskanya ke dalam kubangan dosa, sampai-sampai dirinya melakukan berbagai macam dosa dan ia melanggar larangan-larangan Allah سبحانه و تعالى .
Dari Sahal bin Sa’ad رضي الله عنه ia berkata, Rasulullah bersabda:
إياّكم ومحقّرات الذّنوب كقوم نزلوافي بطن وادفجاءذابعودوجاءذابعودحتّى أنضجواخبزتهم وإنّ محقرات الذّنوب متى يوءخذبها صاحبهاتهلكه
Janganlah kalian meremehkan dosa-dosa kecil, (karena perumpamaan orang-orang yang meremehkan dosa-dosa kecil) laksana suatu kaum yang turun pada lembah suatu bukit, yang satunya datang membawa kayu dan yang satunya lagi membawa kayu yang lain, hingga mereka membawa kayu yang dapat memasak roti mereka. Sesungguhnya dosa-dosa kecil, jika dilakukan terus-menerus oleh pelakunya, niscaya akan membinasakanya(Al-Hafiz Ibnu Hajar berkata; Hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad dengan sanad yang hasan: Fathul Bari, 11/329)
Dari Abu Hurairah رضي الله عنه bahwa Rasulullah bersabda:
Apabila seorang hamba melakukan satu kesalahan (dosa), maka akan dinodai satu noktah hitam; jika dia membersihkanya, meminta ampun dan bertaubat kepada Allah, noktah hitam itu akan hilang, dan jika dia berbuat dosa lagi, noktah hitam akan bertambah, hingga memenuhi hatinya. Dan inilah yang dimaksud dengan “Raan” (Menutup atau dosa diatas dosa) yang disebutkan Allah di dalam firman-Nya: “Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka .”  (Q.S. Al-Muthaffifin: 14) [Hadits Riwayat Tirmidzi: 95/105), dia berkata: Hadits ini hasan shahih dan Ibnu Majah: (2/1418) ]
Dari Tsauban bahwa Rasulullah bersabda:
Sesungguhnya seseorang akan terhalang untuk memperoleh rezeki karena dosa yang ia lakukan” (H.R Ahmad)
Abdullah bin Masud رضي الله عنه berkata, “Saya menyangka bahwa orang yang lupa terhadap suatu ilmu yang pernah ia pelajari dikarenakan kesalahan (dosa) yang pernah yang ia lakukan” (Hadit Riwayat Thabrani).
Bahkan sesungguhnya, meremehkan dosa kecil merupakan salah satu indikasi lemahnya iman. Sebab setiap kali iman seseorang kuat, ia akan semakin kuat dalam memelihara diri dari dosa.
Imam Al-Bukhari menyebutkan di dalam Shahih-nya, Dari Anas bin Malik رضي الله عنه ia berkata:

Sesungguhnya kalian melaksanakan perbuatan yang menurut kalian lebih berat daripada sehelai rambut, padahal kami menganggapnya di masa Rasulullah termasuk dari dosa-dosa penghancur.”

Saturday, March 24, 2018

HAKIKAT HATI (Hakikat Hati Yang Sehat, Hati Yang Mati Dan Hati Yang Sakit)


    A.     Hakikat Hati
Allah berfirman,
dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya”(Q.S Al-Israa’: 36)

Fungsi Hati bagi seluruh organ tubuh manusia adalah seperti raja yang mengomando seluruh bala tentaranya. Semua gerak yang terjadi selalu berpusat pada perintah hati. Hati juga akanmenggunakan seluruh organ tubuh manusia menurut apa yang dikehendaki. Seluruh bagian tubuh itu akan tunduk di bawah perintah dan kekuasaannya. Ketaatan ataupun kemaksiata juga diakibatkan oleh keinginan hati. Dan kuatnya niat maupun pudarnya niat juga diakibatkan oleh keinginan hati. Rasulullah bersabda,
اَلاَوَإِنَّفِي الْجَسَدِمُضْغَةًإَذَاصَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُكُلُّهُ وَإِذَافَسَدَتْ فَسَدَالْجَسَدُكُلَهُ أَلاَوَهِيَ الْقَلْبُ

“Ingatlah, sesungguhnya di dalam jasad ada segumpal daging. Jika dia baik maka seluruh jasad akan baik. Namun apabila dia rusak maka seluruh jasad juga akan rusak. Ingatlah segumpal daging itu adalah hati” (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim)
A.     Klasifikasi Hati
Bahwasanya hati itu memiliki sifat hidup dan mati maka ia terbagi menjadi tiga macam atau tiga keadaan, Pertama hati yang sehat, Kedua hati yang mati dan Terakhir hati yang sakit.

a.      Hati Yang Sehat (Qalbun Salim)
Qalbun Salim yaitu, bahwasanya pada hari kiamat nanti tidak ada orang yang selamat kecuali orang yang datang kepada Allah dengan hati yang bening, bersih, sebagaimana firman Allah ,
  
“(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih,” (Q.S Asy-Syu’araa’:88-89)

Qalbun arinya Hati/Jantung sedangkan Salim artinya sehat. Disebut Qalbun Salim (Hati yang bersih, sehat) karena sifat bersih dan sehat telah menyatu dengan hatinya, sebagaimana Al-Alim, Al-Qadir (Yang Maha Mengetahui, Maha Kuasa). Ia merupakan lawan dari sakit dan aib (Maridh, Saqim dan ‘alil).
          Maka hakikat hati yang sehat (Qalbun Salim) yaitu hati yang bersih dari syahwat yang dilarang dan di murkai Allah serta selamat dari setiap subhat yang bertentangan dengan hal yang baik. Maka hati yang sehat adalah hati yang terbebas dari peribadatan kepada selain Allah dan terhindar dari berhukum kepada sesuatu yang bukan dari ajaran Rasulullah. Dengan demikian, segala bentuk penghambaan Tulus dan suci hanya ditunjukan kepada Allah rasa takut/khasyyah, rasa berharap/raja’ dan tawakal hanya pada Allah . Maka, apabila ia membenci sesuatu maka rasa bencinya tersebut juga berada dijalan Allah dan apabila ia memberi ia memberi karena Allah, apabila ia menahan/menolak juga karena Allah . Maka inilah hakikat penghambaan (ubudiyah).

          Dan hal tersebut diatas belum cukup sampai dia benar-benar selamat dari ketundukan serta berhukum selain Rasulullah . Ia harus mengikat hatinya kuat-kuat dengan Rasulullah . Bukan menuruti perkataan/mengekor perbuatan orang selain beliau. Maka, ia sepenuhnya mengendalikan hati agar mengikuti meneladani Rasulullah baik ucapan ataupun perbuatan, baik itu ucapan hati yaitu keyakinan maupun ucapan lisan yaitu pernyataan dari apa yang terdapat dalam hati, juga perbuatan hati yang berupa kehendak, cinta, benci dan lainya, maupun perbuatan anggota badan. Dari semua hal tersebut baik hal besar maupun kecil, yang paling haq menjadi hakimnya adalah ajaran yang dibawa oleh Rasulullah . Maka ia tidak akan mendahului beliau dalam berkeyakinan, berbicara, maupun berbuat. Sebagaimana firman Allah ,
  
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasulnya[1407] dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.” (Q.S. Al-Hujuraat: 1)
[1407] Maksudnya orang-orang mukmin tidak boleh menetapkan sesuatu hukum, sebelum ada ketetapan dari Allah dan RasulNya.
a.      Hati Yang Mati (Qalbun Mayyit)
Qalbun Mayyit/Hati yang mati adalah kebalikan dari Qalbun Salim. Hati yang mati adalah hati yang tidak mengenal Tuhannya dan tidak menyembahnya sesuai dengan perintah yang dicintai dan diridhai-Nya. Bahkan sebaliknya ia senantiasa memperturutkan hawa nafsu, sekalipun dimurkai dan dibenci Allah bahkan ia tidak peduli asalkan ia mendapatkan apa yang diingikanya. Maka, dia hanya menghamba, mencintai, takut, dan berharap kepada selain Allah .
Maka hati yang mati, hawa nafsu lah yang menjadi Imamnya, syahwat adalah komandanya, kebodohan adalah pengendalinya dan kelalaian adalah kendaraanya. Ia tertipu dan bahkan memutar otaknya sekuat mungkin supaya berhasil meraih kepentingan duniawinya. Dan ia dibuat mabuk dengan kesenangan hawa nafsu dan cinta yang sementara. Hingga pada akhirnya dunia yang selama ini dikejar mengutuknya di akhirat kelak nanti. Hawa nafsu menjadikanya buta dan tuli kecuali pada hal-hal yang batil. Maka bergaul dengan orang yang memiliki hati yang mati sangatlah berbahaya. Berbaur dengan mereka adalah racun dan duduk bersama mereka bisa menyebabkan diri kita binasa.
b.     Hati Yang Sakit (Qalbun Maridh)
Hati jenis yang ketiga ini adalah hati yang mempunyai kehidupan, hanya saja terkadang hati ini masih terserang penyakit. Ia memiliki dua materi yang saling tarik-menarik kadang hati menjadi hidup dan kadang hati terserang penyakit, tergantung mana di antara keduanya yang lebih dominan. Ketika ia memenangkan pertarungan itu maka di dalamnya terdapat kecintaan kepada Allah keimanan, keikhlasan, dan tawakal kepada Allah dan yang semua itu adalah bahan baku dari kehidupan mataeri dari kehidupanya. Namun, didalamnya juga terdapat kecintaan terhadap nafsu, mengutamakan syahwat dan keinginan untuk meraihnya. Dan juga terdapat perasaan dengki, iri, kesombongan dan kebanggaan kepada diri sendiri, keciantaan terhadap kekuasaan dan membaut kerusakan, maka itu materi yang membinasakan dan membuat kehancuran dirinya. Maka hati yang sakit diuji dengan dua penyeru; Yang satu menyeru kepada Allah dan Rasul serta hari akhirat, sedangkan yang lain menyeru kepada kenikmatan sesaat dan nikaat dunia. Maka tergantung mana yang lebih dominan dari kedua hal tersebut dan yang dekat dengan dirinya.

Hati jenis pertama adalah hati yang hidup, khusyu’, lembut dan selalu waspada. Hati jenis kedua adalah kering dan mati. Sedangkan hati jenis ketiga adalah hati yang sakit, terkadang selamat dan terkadang juga celaka. Allah telah menyebutkan ketiga hati jenis ini di dalam firman-Nya;
52. dan Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang Rasulpun dan tidak (pula) seorang Nabi, melainkan apabila ia mempunyai sesuatu keinginan, syaitanpun memasukkan godaan-godaan terhadap keinginan itu, Allah menghilangkan apa yang dimasukkan oleh syaitan itu, dan Allah menguatkan ayat-ayat- nya. dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana, 53. agar Dia menjadikan apa yang dimasukkan oleh syaitan itu, sebagai cobaan bagi orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan yang kasar hatinya. dan Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu, benar-benar dalam permusuhan yang sangat, 54. dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwasanya Al Quran Itulah yang hak dari Tuhan-mu lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka kepadanya dan Sesungguhnya Allah adalah pemberi petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus.” (Q.S Al-Hajj; 52-54)
          Dalam ayat ini, Allah membagi hati menjadi tiga; dua diantaranya tertimpa fitnah/bencana dan hanya yang satu yang selamat. Dua hati yang terkena fitnah adalah hati yang didalamnya ada penyakit dan hati yang keras (mati), sedangkan yang selamat adalah hati orang Mukmin yang tenang, tunduk patuh kepada Allah . Yang demikian ialah karena hati dan anggota tubuh lainya diharapkan agar selamat dan tidak ada penyakit di dalamnya, dan melaksanakan tujuan penciptaanya.
          Ada dua faktor yang menjadi sebab hati tidak sehat. Faktor Pertama adalah karena hati tersebut kering, keras dan tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Ia seperti tangan yang buntung, lidah yang bisu, hidung yang bindeng, dzakar yang impoten dan mata yang buta. Faktor kedua adalah fitnah yang menimpanya, sehingga menghalanginya untuk berfungsi secara sempurna dan benar. Oleh sebab itu hati ini terbagi tiga macam; Pertama, Hati yang sehat adalah hati yang selalu menerima, mencintai dan mendahulukan kebenaran. Hanya memerlukan sarana kebenaran mengenainya. Serta daya tangkap dan kepatuhanya kepada kebenaran baik dan sempurna. Kedua, Hati yang mati adalah hati yang tidak menerima dan tidak patuh kepada kebenaran. Sedangkan yang Ketiga, Hati yang sakit adalah hati yang apabila penyakitnya lebih dominan maka keadaanya hampir sama dengan hati yang mati nan keras, tetapi apabila kesehatanya yang lebih dominan maka keadaanya hampir sama dengan hati yang sehat.

A.     Indikasi Hati Yang Sakit
Terkadang hati seorang hamba dapat terserang penyakit. Terkadang kondisi penyakitnya sudah sangat parah, namun sayangnya sang pemilik tidak menyadari penyakit tersebut. yang lebih disayangkan lagi, jika hati itu telah mati, akan tetapi pemiliknya juga tidak mengetahuinya. Berikut tanda-tanda hati yang sakit dan mati;
1.      Pemiliknya tidak merasa sakit setelah mengerjakan perbuatan maksiat, tidak merasa tersiksa dengan kebodohannya terhadap kebenaran dan keyakinannya yang salah. Jika hati hidup, maka dia akan merasa sakit ketika tertimpa sesuau yang buruk dan merasa sakit dengan kebodohannya terhadap kebenaran.
2.      Sang pemilik terkadang bisa merasakan bahwa hatinya memang sedang sakit dan pahitnya obat membuatnya merasa enggan untuk berobat. Maka si pemilik lebih memilih penyakit itu bersarang dalam hatinya daripada merasakan berat dan pahit ketika berobat yang pada hakekatnya bisa menghantarkan dia pada kesembuhan.
3.      Meninggalkan hal-hal yang bermanfaat dan lebih memilih sesuatu yang membahayakan, beralih dari obat yang berguna dan lebih memilih penyakit yang malah menyiksanya.
Maka, hati yang sehat senantiasa akan memprioritaskan kesembuhan yang bermanfaat ketimbang penyakit yang membahayakan. Sedangkan hati yang sakit akan lebih memilih hal sebaliknya. Nutrisi untuk hati yang paling bermanfaat adalah keimanan, sedangkan obat yang paling manjur untuk penyakit hati adalah Al-Qur’an.

Tidakkah Nasihat itu Bermanfaat Untukmu.
Wahai Saudaraku, Demi Allah , jangan sampai nasehat tidak lagi bermanfaat untukmu. Cukuplah berbagai kejadian menyadarkanmu. Dan sesungguhnya perputaran terus berlalu. Dan suara kematian terus memanggilmu. Jangan sampai seolah-oleh kamu, hidup dalam kekekalan tanpa ada kematian. Dan seakan-akan kamu tidak akan dilupakan, hanyut dalam kesirnaan. Demi Allah , telah beruntung orang yang takut dosa, telah selamat dari neraka orang yang bertakwa. Sedangkan kamu masih bergumul dalam kesalahan dan dosa. 

(Dikutip dari Kitab ئِدالشَيْطَان إغَاشَتُاللَّهْفَانْ مِنْ مَصَا Karya al-Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah رَحِمَّهُ اللَهُ)

MERASA AMAN DARI SIKSA ALLAH سبحانه و تعالى DAN MEREMEHKAN DOSA

MERASA AMAN DARI SIKSA ALLAH سبحانه و تعالى DAN MEREMEHKAN DOSA Setiap dosa yang dilakukan oleh setiap hamba baik itu dosa kecil maup...