PERJALANAN
(Sebelum Kematian Tiba)
Masa terus berlalu dalam sadar atau tidak, baik kita
merelakanya atau tidak dan baik kita memanfaatkanya atau tidak. Setiap yang
hadir, kemudian kan melintasi, melalui, seterusnya meninggalkan dan takkan
kembali. Begitulah perjalanan kehidupan yang beagaikan jalan searah tanpa boleh
berpatah balik namun tidak boleh berputus asa.
Hidup ini mengandung jutaan “pergi tak kembali” sebelum
tiba detik “diri pergi tak kembali”. Betapa banyak hari dalam kehidupan yang
sudah “pergi tak kembali” yang menghanyutkan diri ke pesisiran “pergi tak
kembali” yang benar-benar pasti.
Inilah perjalanan hidup. Memang bukan diri yang memilih
untuk berjalan dalam kehidupan yang diri sendiri tidak memilih kapan dan
bagaimana kesudahanya. Namun, diri disuruh memilih corak perjalanan sepanjang
anugerah perjalanan hidup ini agar menentukan corak kesudahan perjalan
tersebut.
Banyak masa-masa yang telah berlalu namun koson dari
ketaatan dan penuaian tugas kehambaan. Bagaimana pula dengan masa-masa yang
telah diisi dengan kemaksiatan. Semoga Allah Swt mengampuni dosa-dosa diri yang
penuh hina ini.
Perjalan hidup ini menuju suat kepastian. Kematian itu
pasti datang sebagai tanda kesudahan bagi suat perjalanan. Malah, setiap yang
pasti datang itu terlalu dekat. Permulaan kehidupan itu adalah peluang. Pertengahan
kehidupan itu adalah perjalan dan perlu lebih menghargai hari-hari yang
mendatang dan meminta ampun atas kekurangan dalam mengisi hari-hari yang telah
berlalu. Kesudahan kehidupan itu adalah tujuan, penutup peluang dan waktu
mengambil Keputusan.
Maka, di permulaan perjalanan, diri perlu banyak
mengharap rahmat Allah Swt agar Allah Swt membantu dalam menjalani sebuah jalan
kehidupan menuju ridha dan Cinta-Nya. Diri tidak akan memilih jalan-Nya kalau
bukan Allah Swt yang memilih untuk menuju-Nya. Hanya dengan rahmat Allah Swt
saja, Allah Swt memilih diri kita untuk menuju-Nya agar mencapai ridha-Nya.
Jika hari-hari yang telah berlalu dalam usia itu
merupakan hari-hari yang diri tidak melangkah menuju Allah Swt, maka sekarang,
hari ini, adalah permulaan perjalanan menuju Allah Swt dengan mengharapkan
bantuan-Nya disepanjang perjalan menuju-Nya.
Jangan putus asa biarpun diri terlambat memulaikan
langkah. Sesungguhnya, jalan menuju Allah Swt itu pada siapa yang jujur, bukan
pada siapa yang terlebih dahulu sudah melangkah menuju-Nya. Baru dalam
perjalanan menuju Allah Swt bukan berarti suat kelewatandan sudah lama dalam
perjalanan itu juga bukan berarti suat keselesaian.
Jika diri sudah berada di pertengahan perjalanan menuju
Allah Swt maka diri sangat memerlukan keampunan Allah Swt mengampuni
keterlanjuran tatkala menghabiskan banyak usia yang telah lalu tanpa ketaatan
kepad-Nya. Hanya dengan keampunan terhadap keterlanjuran yang lalu, dapat
membantu diri terus fokus dalam menunaikan kehambaan diri kepada Allah Swt di
hari-hari yang mendatang.
Ujung perjalanan kehidupan itu adalah waktu menerima Keputusan.
Tiada lagi peluang. Yang ada hanyalah debaran, penyesalan atau kesenangan. Pada
ketika itu, cukuplah bebas dari api neraka itu sebagai suat Keputusan yang
sangat bermakna buat setiap hambanya.
Barangsiapa yang bebas dari api neraka akan dimasukan ke
syurga. Barang siapa yang dimasukkan ke syurga, maka dialah orang yang berjaya.
Oleh demikian, di penghujung perjalanan, mendapa Keputusan bebas dari api
neraka itu adalah suat Keputusan yang sangat mengembirakan para hamba Allah
Swt. Pelepasan dari api neraka merupakan natjiah dari rahmat dan keampunan
Allah Swt.
Selagi usia masih tersisa dan Kematian masih belum
mengunjungi tiba, maka hargai perjalanan ini. Anda memilih untuk tidak
menghargainya, berarti memilih untuk tidak menghargai diri sendiri. Berjalan menuju
Allah Swt dalam kehidupan, niscaya mendapati Allah Swt lebih lagi mendekati
kepada diri.
Bukan semua orang yang berjalan itu sampai. Namun, orang
yang memang tidak memulakan langkah untuk berjalan memang tidak memulakan
langkah untuk berjalan memang pasti tak sampai. Berbaik sangka kepada Allah Swt
lalu mulakan perjalanan dan terus berjalan sampai masa yang telah ditetapkan.
Sumber : Mutiara Penyejuk Jiwa Penyembuh Iman edisi 79