Thursday, December 17, 2015

(ORGANIZATIONAL STRUCTURE IN EDUCATION/TOTAL QUALITY MANAGEMENT IN EDUCATION)

According to Salis (1993) TQM is as a philosophy and a methodology to help manage change, and the core of TQM is the cultural change of the culprit. Furthermore Slamet (1995) asserts that TQM is a procedure in which every person strive continuously improve the road to success. TQM is not a set of rigid rules and regulations, but the processes are and procedures to improve performance. Understanding the role of TQM TQM and what education?

Everyone is expecting "something" grade and is always looking for the "quality". In this context, education too. People are always looking for quality. There is certainly a quality indicator. Positioning the educational institution as the service providers must meet quality standards, namely: real quality - quality in fact and perception of quality - quality in perception. With a measurement indicator: flawless - zero defect and good from the start - right first time and every time. Or integrated organizational efforts designed to improve the quality at every level. From the above definition of TQM is clear that the focus of TQM is quality.

       Why TQM required to benchmark the quality of education in Indonesia?
Because TQM is basically a combination of philosophy and methods. TQM can help the institution to manage the changes that occur and set their own agenda to adjust to the pressures from outside the institution or organization.

How to Form Implementation?

TQM in education is a way of managing educational institutions based on the philosophy that quality improvement should be organized and carried out by all institutions early in an integrated and sustainable, so that services such as education as a civilizing process in accordance with and even exceed the needs of customers both present and future that will come. TQM approach in education will be able to produce quality graduates, maintaining quality and constantly improve the quality of ongoing basis.

The main objective of TQM is to improve the quality of work, improve productivity and efficiency. TQM as a procedure to achieve success, is considered successful when increasing the quality of a better job than the previous quality, high productivity demonstrated by the work in the form of products / services more stout than the previous number, and more efficient which could mean cheaper production costs or smaller input than output.

There are five main elements in the implementation of TQM, namely: (1) focus on the customer, (2) improvement in systematic process, (3) long-term thinking, (4) the development of human resources, and (5) commitment to quality (Slamet, 1999).
Kekurangandan excess articles that we use

TQM implementation in educational institutions would have a target on its accomplishment. The target will be easier in the achievement when schools have a priority of these targets. This priority scale which then becomes a measure for schools to implement quality improvement has been maintained. With the priority scale, the school will be able to analyze programs found weaknesses / shortcomings, it can be applied to the management function manjalanakan evaluation function.

Sunday, August 9, 2015

PERJALANAN (Sebelum Kematian Tiba)



PERJALANAN
(Sebelum Kematian Tiba)


Masa terus berlalu dalam sadar atau tidak, baik kita merelakanya atau tidak dan baik kita memanfaatkanya atau tidak. Setiap yang hadir, kemudian kan melintasi, melalui, seterusnya meninggalkan dan takkan kembali. Begitulah perjalanan kehidupan yang beagaikan jalan searah tanpa boleh berpatah balik namun tidak boleh berputus asa.

Hidup ini mengandung jutaan “pergi tak kembali” sebelum tiba detik “diri pergi tak kembali”. Betapa banyak hari dalam kehidupan yang sudah “pergi tak kembali” yang menghanyutkan diri ke pesisiran “pergi tak kembali” yang benar-benar pasti.

Inilah perjalanan hidup. Memang bukan diri yang memilih untuk berjalan dalam kehidupan yang diri sendiri tidak memilih kapan dan bagaimana kesudahanya. Namun, diri disuruh memilih corak perjalanan sepanjang anugerah perjalanan hidup ini agar menentukan corak kesudahan perjalan tersebut.

Banyak masa-masa yang telah berlalu namun koson dari ketaatan dan penuaian tugas kehambaan. Bagaimana pula dengan masa-masa yang telah diisi dengan kemaksiatan. Semoga Allah Swt mengampuni dosa-dosa diri yang penuh hina ini.

Perjalan hidup ini menuju suat kepastian. Kematian itu pasti datang sebagai tanda kesudahan bagi suat perjalanan. Malah, setiap yang pasti datang itu terlalu dekat. Permulaan kehidupan itu adalah peluang. Pertengahan kehidupan itu adalah perjalan dan perlu lebih menghargai hari-hari yang mendatang dan meminta ampun atas kekurangan dalam mengisi hari-hari yang telah berlalu. Kesudahan kehidupan itu adalah tujuan, penutup peluang dan waktu mengambil Keputusan.

Maka, di permulaan perjalanan, diri perlu banyak mengharap rahmat Allah Swt agar Allah Swt membantu dalam menjalani sebuah jalan kehidupan menuju ridha dan Cinta-Nya. Diri tidak akan memilih jalan-Nya kalau bukan Allah Swt yang memilih untuk menuju-Nya. Hanya dengan rahmat Allah Swt saja, Allah Swt memilih diri kita untuk menuju-Nya agar mencapai ridha-Nya.

Jika hari-hari yang telah berlalu dalam usia itu merupakan hari-hari yang diri tidak melangkah menuju Allah Swt, maka sekarang, hari ini, adalah permulaan perjalanan menuju Allah Swt dengan mengharapkan bantuan-Nya disepanjang perjalan menuju-Nya.

Jangan putus asa biarpun diri terlambat memulaikan langkah. Sesungguhnya, jalan menuju Allah Swt itu pada siapa yang jujur, bukan pada siapa yang terlebih dahulu sudah melangkah menuju-Nya. Baru dalam perjalanan menuju Allah Swt bukan berarti suat kelewatandan sudah lama dalam perjalanan itu juga bukan berarti suat keselesaian.

Jika diri sudah berada di pertengahan perjalanan menuju Allah Swt maka diri sangat memerlukan keampunan Allah Swt mengampuni keterlanjuran tatkala menghabiskan banyak usia yang telah lalu tanpa ketaatan kepad-Nya. Hanya dengan keampunan terhadap keterlanjuran yang lalu, dapat membantu diri terus fokus dalam menunaikan kehambaan diri kepada Allah Swt di hari-hari yang mendatang.

Ujung perjalanan kehidupan itu adalah waktu menerima Keputusan. Tiada lagi peluang. Yang ada hanyalah debaran, penyesalan atau kesenangan. Pada ketika itu, cukuplah bebas dari api neraka itu sebagai suat Keputusan yang sangat bermakna buat setiap hambanya.

Barangsiapa yang bebas dari api neraka akan dimasukan ke syurga. Barang siapa yang dimasukkan ke syurga, maka dialah orang yang berjaya. Oleh demikian, di penghujung perjalanan, mendapa Keputusan bebas dari api neraka itu adalah suat Keputusan yang sangat mengembirakan para hamba Allah Swt. Pelepasan dari api neraka merupakan natjiah dari rahmat dan keampunan Allah Swt.

Selagi usia masih tersisa dan Kematian masih belum mengunjungi tiba, maka hargai perjalanan ini. Anda memilih untuk tidak menghargainya, berarti memilih untuk tidak menghargai diri sendiri. Berjalan menuju Allah Swt dalam kehidupan, niscaya mendapati Allah Swt lebih lagi mendekati kepada diri.

Bukan semua orang yang berjalan itu sampai. Namun, orang yang memang tidak memulakan langkah untuk berjalan memang tidak memulakan langkah untuk berjalan memang pasti tak sampai. Berbaik sangka kepada Allah Swt lalu mulakan perjalanan dan terus berjalan sampai masa yang telah ditetapkan.

Sumber : Mutiara Penyejuk Jiwa Penyembuh Iman edisi 79

Wednesday, August 5, 2015

ISTIQAMAH



ISTIQAMAH


Secara etimologis, istiqamah berasal dari kata istiqamah-yastaqimu, yang berarti tegak lurus. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, istiqamah diartikan sebagai sikap teguh pendirian dan selalu konsekuen.

Dalam terminologi Akhlaq, istiqamah adalah sikap teguh dalam mempertahankan keimanan dan keislaman sekalipun menghadapi berbagai macam tantangan dan godaan. Seorang yang istiqamah adalah laksana batu karang di tengah-tengah lautan yang tidak bergeser sedikitpun walaupun dipukuli oleh gelombang yang bergulung-gulung.

Perintah supaya beristiqamah dinyatakan dalam Al-Qur’an dan Sunnah. Allah berfirman:

“Katakanlah : “Bahwasanya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu, diwahyukan kepadaku bahwasanya Tuhan kamu adalah Tuhan yang Maha Esa, maka istiqamahlah menuju kepad-Nya dan mohonlah ampun kepada-Nya. Dan kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang bersekutukan-Nya.” (Qs. Fushshilat 41:6)

“Maka beristiqomahlah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan juga orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (Qs. Hud 11:112)

“Maka karena itu serulah (mereka kepada agama itu) dan istiqamahlah sebagaimana diperintahkan kepadamu dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka....”(Qs. Asy-Syura 42:15)

Iman yang sempurna adalah iman yang mencangkup tiga dimensi : hati, lisan dan amal perbuatan. Seorang yang beriman haruslah istiqamah dalam ketiga dimensi tersebut. Dia akan selalu menjaga kesucian hatinya, kebenaran perkataanya dan kesesuaian perbuatannya dengan ajaran Islam. Ibarat berjalan, seorang yang istiqamah akan selalu mengikuti jalan yang lurus, jalan yang paling cepat mengantarkanya ketujuan.

Sumber : Buku Kuliah Akhlaq Prof. Dr. Yunahar Ilyas, Lc., M.A.
LPPI UMY

Saturday, July 11, 2015

Landasan Pembentukan Karakter dan Kepribadian (PEMBENTUKAN AKHLAK)




Landasan Pembentukan Karakter dan Kepribadian
(PEMBENTUKAN AKHLAK)

Landasan akhlak dalam kehidupan manusia menjadi sesuatu yang sangat penting dan signifikan untuk diaktualisasikan dalam membangun totalitas kehidupan yang lebih baik. Pentingnya akhlak, sebenarnya tidak lepas dari tujuan atau pandangan hidupa dalam eksistensi hidupa kita di masa depan akan terus dilandasi dengan pengalaman akhlak dalam setiap perbuatan dan tindakan yang kita lakukan. Hal ini menjadi sangat penting, mengingat perjalanan hidup manusia tidak  mungkin bisa lepas dari pengawasan dan pantauan Tuhan setiap waktunya. Oleh karena itu, kita patut menjaga perbuatan yang kita lakukan agar tidak keluar dari nilai-nilai keislaman dan tuntunan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Pembentukan akhlak berperan penting dalam membentuk kepribadian bangsa, yang meliputi taubat, muhasabah, ikhlas, ridha, zuhud, cinta Allah dan Rasul, dan lain sebagainya. Pembentukan akhlak menjadi seseorang menuju jalan spiritual sangat tepat dan layak setiap harinya. Mengingat kompleksitas persoalan saat ini telah merongrong nilai-nilai moral umat manusia, berkaitan dengan problem kebangsaan yang melanda bangsa ini.

Problem-problem kebangsaan, seperti maraknya pembunuhan, pemerkosaan, merajalelanya korupsi, penegakan hukum yang lemah, dan tentu saja musibah-musibah yang melanda bangsa ini, semuanya tidak lepas dari kurangnya pemahaman umat manusia untuk kembali kepada Allah yang sesungguhnya. Kesadaran dalam memahami ajaran akhlak tasawuf merupakan langkah awal untuk memperbaiki diri (Muhasabah) atas segala tindakan kita yang melenceng dari nilai-nilai keislaman. Tindakan kita yang  keluar dari ajaran akhlak tasawuf, semestinya dipikirkan ulang agar kita tidak terjebak dengan maraknya kapitalisme dan hedonisme yang menjangkit ke seluruh elemen bangsa. Kita mesti melakukan gerakan-gerakan progresif untuk meng-counter paham-paham yang tidak sesuai dengan nilai-nilai moral bangsa kita, salah satunya dengan mengamalkan ajaran akhlak tasawuf dalam kehidupan nyata.

Akhlak adalah dimensi yang berkaitan lansung dengan jalan spiritual atau tasawuf. Keduanya tidak bisa dipisahkan dalam kerangka menuju peningkatan spiritual. Akhlak dipahami sebagai konsep moral dalam isla dan dijadikan landasan dalam melakukan setiap tindakan kita. Sementara tasawuf dipahami sebagai ilmu tentang filsafat hidup; ilmu tentang bagaimana mengelola hati agara menjadi baik. Maka sangat jelas, bahwa hubungan akhlak dan tasawuf sangat erat, terutama yang terkait dengan akhalak bathini, semisal ihkalas dalam beribadah, tawakal, tawadhu, sabar, dan lain sebagainya dalam upaya medekatkan diri kepada Allah Swt.

Ajaran akhlak dalam kajian keislaman merupakan jalan menuju impruvisasi spiritual. Dalam konteks pemahamananya, akhlak tasawuf memuat nilai-nilai religiusitas yang bermanfaat untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah. Bagi yang mampu mengamalkan ajaran yang terkandung dalam akhlak tasawuf, maka kematangan dalam mendekatkan diri kepada Tuhan akan semakin meningkat. Dengan demikian, pencapaian ma’rifatullah yang diidam-idamkan bisa dialtualisasikan dalam konteks keidupan nyata. Ma’rifatullah sebagai maqam tertinggi dalam dimensi tasawuf, tidak bisa dicapai dengan jalan yang mudah. Ia membutuhkan tahapan demi tahapan yang mesti dilalui tahap awal pemahaman syariat yang lebih menjajikan dan mampu diaplikasikan dalam kehidupan. Jika ini bisa dilalui dengan baik, tahapan untuk menuju improvisasi spiritual akan semakin mudah.

Sebagai jalan menuju improvisasi spiritual, aktualisasi akhlak tasawauf adalah untuk memberikan tuntunan kepada kita tentang bagaimana hidup ini menjadi lebih baik dan bermakna. Di samping itu, akan mampu melahirkan keluhuran moral berupa kesalehan spiritual dan kesalehan sosial terhadap sesama manusia. Islam memegang prinsip tawazun (keseimbangan) dalam membangun sebuah peradapan.

Penekanan inti ajaran tasawuf sebagai jalan menuju spiritual adalah bagaimana seseorang merasakan kehadiran Tuhan (ma’rifatullah), yang tidak saja bersifat teosentris (melangit), tetapi juga antroposentris (membumi). Hal itu terwujud, apabila seseorang mampu melakukan “revolusi spiritual”, lalu mengaplikasikannya dalam kehidupan praktis-sosial dalam bentuk ritual dan kesalehan sosial.

Wednesday, July 8, 2015

INOVASI KURIKULUM



 INOVASI KURIKULUM

Inovasi merupakan sesuatu yang baru dalam situasi sosial tertentu yang digunakan untuk menjawab atau memecahkan sesuatu permasalahan. Dilihat dari bentuk atau wujudnya “sesuatu yang baru” itu dapat berupa ide, gagasan, benda atau mungkin tindakan. Sedangkan dilihat dari maknanya, sesuatu yang baru itu bisa benar-benar baru yang belum tercipta sebelumnya yang kemudian disebut dengan invention (temuan baru), atau dapat juga tidak benar-benar baru sebab sebelumnya sudah ada dalam koneks sosial yang lain kemudian disebut dengan istilah discovery (penemuan).

Proses untuk menghasilkan temuan baru (invention) tidaklah mudah, karena membutuhkan proses sepertipeelitian, pengujian dan analisis secara mendalam serta penarikan kesimpulan. Misalnya penerapan pembelajaran PAI dengan metode dan strtegi yang benar-benar baru demi meningkatkan efektivitas pembelajaran. Seperti: penggunaan tablet untuk mendesain pembelajaran belum ada. Sedangkan untuk proses discovery, misalnya penggunaan-penggunaan strategi belajar Quantum Teaching dalam pembelajaran Fiqih di Madrasah atau PAI di sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Aspek lain juga yang bisa digunakan adalah pembelajaran berbasis internet yang telah digunakan di beberapa Negara. Jadi dengan demikian inovasi itu dapat terjadi melalui proses invention atau melalui proses discovery.

Wina Sanjaya, (2009). Kurikulumdan Pembelajaran, Teori dan Praktek Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), PT Kencana Prenada Media Group. Hal.317

Berdasarkan berbagai penjelasan di atas, maka inovasi kurikulum dapat diartikan sebagai suatu ide, gagasan atau tindakan-tindakan tertentu dalam bidang kurikulum dan pembelajaran yang dianggap baru untuk memecahkan masalah pendidikan. Dalam bidang pendidikan, inovasi biasanya muncul dari adanya keresahan pihak-pihak tertentu tentang penyelenggaraan pendidikan. Misalkan, keresahan guru tentang kinerja guru, atau mungkin keresahan masyarakat terhadap kinerja dan hasil bahkan sistem pendidikan. Keresahan-keresahan itu pada akhirnya membentuk permasalahan-permasalahan yang menuntut penanganan dengan segera. Upaya untuk memecahkan masalah itulah muncul gagasan dan ide-ide baru sebagai inovasi itu ada karena adanya masalah yang dirasakan; hampir tidak mungkin inovasi muncul tanpa adanya masalah yang dirasakan.

Inovasi kurikulum dan pembelajaran dimaksudkan sebagai suatu idea, gagagsan atau tindakan tertentu dalam bidang kurikulum dan pembelajaran yang dianggap baru untuk memecahkan masalah pendidikan. Masalah-masalah inovasi kurikulum berkaitan dengan azas relevansi antara bahan pembelajaran dengan kebutuhan siswa, antara kualitas pembelajaran di sekolah dengan pengguna lulusan di lapangan pekerjaan, berkaitan dengan mutu secara kognitif, afektif, dan psikomotorik, pemerataan yang berhubungan dengan kesempatan dan peluang, kemudian efisiensi dari segi internal.

MERASA AMAN DARI SIKSA ALLAH سبحانه و تعالى DAN MEREMEHKAN DOSA

MERASA AMAN DARI SIKSA ALLAH سبحانه و تعالى DAN MEREMEHKAN DOSA Setiap dosa yang dilakukan oleh setiap hamba baik itu dosa kecil maup...