Saturday, July 11, 2015

Landasan Pembentukan Karakter dan Kepribadian (PEMBENTUKAN AKHLAK)




Landasan Pembentukan Karakter dan Kepribadian
(PEMBENTUKAN AKHLAK)

Landasan akhlak dalam kehidupan manusia menjadi sesuatu yang sangat penting dan signifikan untuk diaktualisasikan dalam membangun totalitas kehidupan yang lebih baik. Pentingnya akhlak, sebenarnya tidak lepas dari tujuan atau pandangan hidupa dalam eksistensi hidupa kita di masa depan akan terus dilandasi dengan pengalaman akhlak dalam setiap perbuatan dan tindakan yang kita lakukan. Hal ini menjadi sangat penting, mengingat perjalanan hidup manusia tidak  mungkin bisa lepas dari pengawasan dan pantauan Tuhan setiap waktunya. Oleh karena itu, kita patut menjaga perbuatan yang kita lakukan agar tidak keluar dari nilai-nilai keislaman dan tuntunan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Pembentukan akhlak berperan penting dalam membentuk kepribadian bangsa, yang meliputi taubat, muhasabah, ikhlas, ridha, zuhud, cinta Allah dan Rasul, dan lain sebagainya. Pembentukan akhlak menjadi seseorang menuju jalan spiritual sangat tepat dan layak setiap harinya. Mengingat kompleksitas persoalan saat ini telah merongrong nilai-nilai moral umat manusia, berkaitan dengan problem kebangsaan yang melanda bangsa ini.

Problem-problem kebangsaan, seperti maraknya pembunuhan, pemerkosaan, merajalelanya korupsi, penegakan hukum yang lemah, dan tentu saja musibah-musibah yang melanda bangsa ini, semuanya tidak lepas dari kurangnya pemahaman umat manusia untuk kembali kepada Allah yang sesungguhnya. Kesadaran dalam memahami ajaran akhlak tasawuf merupakan langkah awal untuk memperbaiki diri (Muhasabah) atas segala tindakan kita yang melenceng dari nilai-nilai keislaman. Tindakan kita yang  keluar dari ajaran akhlak tasawuf, semestinya dipikirkan ulang agar kita tidak terjebak dengan maraknya kapitalisme dan hedonisme yang menjangkit ke seluruh elemen bangsa. Kita mesti melakukan gerakan-gerakan progresif untuk meng-counter paham-paham yang tidak sesuai dengan nilai-nilai moral bangsa kita, salah satunya dengan mengamalkan ajaran akhlak tasawuf dalam kehidupan nyata.

Akhlak adalah dimensi yang berkaitan lansung dengan jalan spiritual atau tasawuf. Keduanya tidak bisa dipisahkan dalam kerangka menuju peningkatan spiritual. Akhlak dipahami sebagai konsep moral dalam isla dan dijadikan landasan dalam melakukan setiap tindakan kita. Sementara tasawuf dipahami sebagai ilmu tentang filsafat hidup; ilmu tentang bagaimana mengelola hati agara menjadi baik. Maka sangat jelas, bahwa hubungan akhlak dan tasawuf sangat erat, terutama yang terkait dengan akhalak bathini, semisal ihkalas dalam beribadah, tawakal, tawadhu, sabar, dan lain sebagainya dalam upaya medekatkan diri kepada Allah Swt.

Ajaran akhlak dalam kajian keislaman merupakan jalan menuju impruvisasi spiritual. Dalam konteks pemahamananya, akhlak tasawuf memuat nilai-nilai religiusitas yang bermanfaat untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah. Bagi yang mampu mengamalkan ajaran yang terkandung dalam akhlak tasawuf, maka kematangan dalam mendekatkan diri kepada Tuhan akan semakin meningkat. Dengan demikian, pencapaian ma’rifatullah yang diidam-idamkan bisa dialtualisasikan dalam konteks keidupan nyata. Ma’rifatullah sebagai maqam tertinggi dalam dimensi tasawuf, tidak bisa dicapai dengan jalan yang mudah. Ia membutuhkan tahapan demi tahapan yang mesti dilalui tahap awal pemahaman syariat yang lebih menjajikan dan mampu diaplikasikan dalam kehidupan. Jika ini bisa dilalui dengan baik, tahapan untuk menuju improvisasi spiritual akan semakin mudah.

Sebagai jalan menuju improvisasi spiritual, aktualisasi akhlak tasawauf adalah untuk memberikan tuntunan kepada kita tentang bagaimana hidup ini menjadi lebih baik dan bermakna. Di samping itu, akan mampu melahirkan keluhuran moral berupa kesalehan spiritual dan kesalehan sosial terhadap sesama manusia. Islam memegang prinsip tawazun (keseimbangan) dalam membangun sebuah peradapan.

Penekanan inti ajaran tasawuf sebagai jalan menuju spiritual adalah bagaimana seseorang merasakan kehadiran Tuhan (ma’rifatullah), yang tidak saja bersifat teosentris (melangit), tetapi juga antroposentris (membumi). Hal itu terwujud, apabila seseorang mampu melakukan “revolusi spiritual”, lalu mengaplikasikannya dalam kehidupan praktis-sosial dalam bentuk ritual dan kesalehan sosial.

No comments:

Post a Comment

MERASA AMAN DARI SIKSA ALLAH سبحانه و تعالى DAN MEREMEHKAN DOSA

MERASA AMAN DARI SIKSA ALLAH سبحانه و تعالى DAN MEREMEHKAN DOSA Setiap dosa yang dilakukan oleh setiap hamba baik itu dosa kecil maup...