KARAKTERISTIK PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
- Pendidikan Islam selalu mempetimbangkan dua sisi kehidupan duniawi dan ukhrowi dalam setiap langkah dan geraknya.
Laksana sebuah mata uang yang mempunyai dua muka. Pertama, sisi
keagaman yang merupakan wahyu Ilahi dan sunah Rasul, berisikan hal-hal mutlak
dan berada diluar jangkauan indera dan akal (keterbatasan akal dan indera). Di sini
wahyu dan sunah berfungsi memberikan petunjuk dan mendekatkan jangkauan indera
dan akal budi manusia untuk memahami segala hakikat kehidupan. Kedua , sisi
pengetahuan berisikan hal-hal yang mungkin dapat dindera dan diakali, berbentuk
penglaman-pengalaman faktual maupun pengalaman-penglaman pikir, baik yang berasal dari wahyu maupun dari sunah mapun
dari para pemeluk (kebudayaan). Sisi pertama lebih menekankan pada kehidupan
akhirat dan sisi kedua lebih menekanan pada kehidupan dunia. Kedua sisi terseut
selalu diperhatikan dalam setiap gerak dan ushanya. Karena memang pendidikan
Islam mengacu kebahagian hidup duniawi dan ukhrowi.
- Pendidikan Islam merujuk kepada aturan-aturan sudah pasti
Pendidikan Islam mengikuti aturan atua garis-garis yang sudah jelas
dan pasti serta tidak dapat ditolak dan ditawar. Aturan itu yaitu Wahyu Tuhan
yang diturunkan kepada Nabi-Nya Muammad saw. Semua yang terlibat dalam
pendidikan harus berpedomankan kepada wahyu Tuhan tersebut. Kenyataan manusia
bukan hanya digembirakan dan di dorong untuk memiliki sistem nilai dan sesuai
dengan ajaran agamanya , melaikan juga diancam seandainya mereka mengingkari
atau melangarnya. Pendidikan pada umumnya bersifat netral, artinya pengetahuan
itu diajarkan sebagaimana adanya dan terserah kepada manusia hendak diapakannya
pengetahuan itu. Ia hanya mengajarkanya tetapi tidak memberikanya petunjuk ke
arah mana dan memberlakukan pengetahuan itu. Pengajaran umum mengajarkan
pengetahuan, keterampilan nilai dan sikap yang bersifat relatif, sehingga tidak
bisa diramlakan ke arah mana pengetahuan keterangan dan nilai itu akan
digunakan, disertai dengan sikap yang tidak konsisten karena terperangkap oleh
pertimbangan untung rugi, sedangkan pendidikan Islam memiliki arah dan tujuan
yang jelas tidak seperti pendidikan umum.
- Pendidikan Islam berisikan pembentukan akhlakul karimah
Pendidikan Islam selali menekankan pada pembentukan hati nurani, menanamkan
dan mengembangkan sifat-sifat illahiyah yang jelas dan pasti, dalam hubungan
manusia dengan Maha pencipta, dengan sesamanya, maupun dengan alam sekitar. Budi
anusia deterangi oleh wajui dan sunnah,
sehingga pikiran, kemauan dan perasaanua dan ridak berherak menerawan semuanya
sendiri dan mengenal kerewbarasan-keterbatsannya. Pendidikan oada umumnya lebih
menekankan pada pembentukan akal, walaupun meman tidak mengabaikan pembentukan
kemauan dan perasaan dan perasaan, karakter dan kepribadian, namun tidak pernah
diberikan batas-batas sehinhha membuka perluang keterlanjuran terjadi, karena
hanya akal semata-mata yang menjadi ukuran dan landasan berbuat.
- Pendidikan Islam diyakini sebagai tugas yang suci
Umunya kaum Muslimin berkeyakinan bahwa penyelenggaraan pendidikan
Islam merupakan bagian dari missi masalah, karena itu mereka menganggapnya
sebagai misi suci. Hal ini memang sejalan dengan hadits Nabi Yang menyatakan:
“Sesunggungnya saya diutus semata-mata sebagai pendidik” (HR. Ibnu Majah)
Karena itu dengan menyelenggarakan pendidikan Islam berarti pula
menegakan agama.
- Pendidikan Islam bermotifkan ibadat sejalan dengan No. 4 di atas, maka berkiprah di dalam pendidikan Islam merupakan ibadah yang akan dipahalai oleh Tuhan. Dari segi sebagai pengajar, pekrjaan tu terpuji karena merupakan penerus tugas Nabi, di samping itu operbuatan itu merupakan amal jariah yaitu amal uanh terus berlangsung sampai yang bersangkutan meninggal dunia, dengan ketentuan ilmu yang diajarakan itu diamalkan oleh peserta didik ataupun ilmu itu didikan sevara berantai kepada orang lain.
Rasulullah SAW bersabda:
“ Apabila telah meniggal anak Adam akan terputus segala amalanya
kecuali buah saja yaitu: Shodaqoh jariah 2. Ilmu yang diambil manfaatnya dan 3.
Anak sholeh yang mau mendo’akan kepada dua orang tuanya”. (HR. Muslim)
Sedang bagi peserta didik sendiri disamping memenuhi perintah Tuhan
(Wajib) juga akan mendapatkan pahala yang banyak serta diampuni segala dosanya.
Sumber:
Uhbiyati Nur, Ilmu Pendidikan Islam, PUSTAKA RIZKI PUTRA, 2013
hahahaha apik apik
ReplyDelete