Monday, June 1, 2015

Filsafat Estetika



FILSAFAT ESTETIKA

Kalau logika merupakan bentuk kemampuan manusia untuk dapat membedakan antara sesuatu yang benar dan tidak benar dan etika merupakan kemampuan manusia untuk membedakan perilaku yang baik dan tidak baik, maka ada lagi kemampuan manusia untuk membedakan sesuatu yang indah dan yang tidak indah. Keindahan terkait dengan perasaan manusia dan mungkin perasaan hewan yang menyebabkan manusia atau hewan sendiri mengagumi apa yang dihadapinya. Kegamunan ini juga bisa menimbulkan kenikmatan yang bersifat kejiwaan.

Bahwa pada binatang ada rasa keindahan dapat dismpulkan dari adanya aksesori-aksesori pada binatang-binatang tertentu seperti berwana warninya bulu unggas atau kulit berbagai jenis binantang, di samping terlihat dari perilaku dan suara yang ditampilkan berjenis-jenis binatang yang dikagumi oleh manusia dan bahkan oleh sesama jenis binatang sendiri.

Keberadaan rasa indah dan keindahan, khususnya yang ada pada manusia, juga merupakan objek kajian filsafat yang dikenal dengan Filsfat Estetika, Kata estetika sendiri meskipun bukan kata asli bahasa Indonesia, tetapi sudah diserap dan dipakai di kalangan banyak orang dan distarakan dengan kata keindahan atau seni. Untuk lebih memahami Filsafat estetika perlu dipahami apa hakikat keindahan.

Adanya rasa tertarik manusia terhadap sesuatu yang dianggap indah tampaknya merupakan hal yang sifatnya universal. Dari peniggalan-peninggalan sejarah yang berupa benda, gambar maupun perikehidupan manusia menunjukan bahwa manusia tidak hanya melihat sesuatu sebagai apa yang terlihat dalam objektivitasnya, tetapi juga dicerna menurut subjektivitasnya. Manusia melihat atau mendengar apa yang ada di alam semesta, baik benda-benda alam seperti matahari, bintang, bulan, dan juga berbagai jenis hewan dan tumbuh-tumbuhan, serta manusia sendiri. Dari apa yang diekspresikan melalui kata-kata, raut muka, maupun lewat karya seni, manusia mengagumi dan menikmati keindahan apa yang ditangkap oleh indranya, khususnya mata dan telinga.

Sesama manusia, khusunya antara laki-laki dan perempuan, manusia mengagumi satu dengan lain karena keindahan tubuhnya, tingkah lakunya, cara bicaranya, dan sebagainya. Kekaguman ini membawa kepada ketertarikan, yang selanjutnya menjadi kesepakatan untuk saling menikmati keindahan itu, baik sekedar berpasanganpada zaman purba maupun dalam ikatan suami-istri pada zaman selanjutnya. Manusia juga mengagumi keindahan benda-benda langit, gunung, air, angin, bentuk dan perilaku serta suara hewan, bentuk dan bau berbagai bunga, dan sebagainya, yang dapat mendatangkan kenikmatan batin dalam hidupnya.

Kalau manusia bisa mengagumi keindahan hewa, apakah hewan juga dapat mengagumi keindahan sesuatu termasuk keindahan yang ada pada hewan itu sendiri? Manusia hanya dapat mengamati apa yang dilakukan hewan itu terkait dengan keindahan warnanya, suaranya, “aksesorinya”, dan perilakunya. Sadarkah ayam atau burung jantan tentang yang dimilikinya, seperti keindahan bulunya, keindahan paruhnya, suaranya, dan sebagainya? Yang jelas lawan jenisnya tertarik pada keindahan-keindahan tersebut. Sehingga kiranya dapat disimpulkan baik manusia maupun hewan tertentu keterkaitan akan lawan jenisnya bukan sekedar adanya dorongan seksual saja, tetapi juga karena adanya keindahan pada mereka.

Lalu apa hakikat keindahan atau estetika itu? Sidi Gazalba dalam bukunya Sistematika Filsafat (Buku IV, 1981) menyimpulkan bahwa estetika adalah salah satu dari kebutuhan dasar manusia, yaitu kebutuhan selamat dan kebutuhan untuk kesenangan. Kebutuhan untuk keselamatan dipenuhi dengan usaha melindungi diri dari apa yang dibawa dari lahir seperti kondisi fisik yang sehat dan kuat, makan, minum, dan sebagainya. Sedangkan kebutuhan untuk kesenangan dipenuhi antara lain dengan menikmati keindahan. Keindahan menyangkut perasaan manusia dan oleh karena itu dengan keindahan dapat membuat manusia memperoleh kesenangan atau keputusan dalam hidupnya.
Manusia dapat menciptakan dan sekaligus manikmati keindahan lewat seni suara, seni rupa, seni pahat, seni patung, seni drama, dan sebagainya, di samping dapat menikmati keindahan ciptaan Tuhan yang ada di alam semesta ini.


Manfaat memahami filsafat estetika:
  • Memahami bahwa manusia memiliki potensi yang berupa perasaan yang dapat membedakan sesuatu yang indah dan tidak indah
  • Memahami bahwa kriteria keindahan lebih bersifat subjektif di samping ada segi objektifnya.
  • Memahami bahwa setiap manusia berhak memilih aliran-aliran yang terjadi dalam filsfat estetika.
  • Bagi guru/pendidik pemahaman tentang filsafat estetika dapat dipakai sebagai titik tolak untukk mengembangkan kemampuan esetika siswa.

No comments:

Post a Comment

MERASA AMAN DARI SIKSA ALLAH سبحانه و تعالى DAN MEREMEHKAN DOSA

MERASA AMAN DARI SIKSA ALLAH سبحانه و تعالى DAN MEREMEHKAN DOSA Setiap dosa yang dilakukan oleh setiap hamba baik itu dosa kecil maup...