FILSAFAT ESTETIKA
Kalau
logika merupakan bentuk kemampuan manusia untuk dapat membedakan antara sesuatu
yang benar dan tidak benar dan etika merupakan kemampuan manusia untuk
membedakan perilaku yang baik dan tidak baik, maka ada lagi kemampuan manusia untuk
membedakan sesuatu yang indah dan yang tidak indah. Keindahan terkait dengan
perasaan manusia dan mungkin perasaan hewan yang menyebabkan manusia atau hewan
sendiri mengagumi apa yang dihadapinya. Kegamunan ini juga bisa menimbulkan
kenikmatan yang bersifat kejiwaan.
Bahwa
pada binatang ada rasa keindahan dapat dismpulkan dari adanya aksesori-aksesori
pada binatang-binatang tertentu seperti berwana warninya bulu unggas atau kulit
berbagai jenis binantang, di samping terlihat dari perilaku dan suara yang
ditampilkan berjenis-jenis binatang yang dikagumi oleh manusia dan bahkan oleh
sesama jenis binatang sendiri.
Keberadaan
rasa indah dan keindahan, khususnya yang ada pada manusia, juga merupakan objek
kajian filsafat yang dikenal dengan Filsfat Estetika, Kata estetika sendiri
meskipun bukan kata asli bahasa Indonesia, tetapi sudah diserap dan dipakai di
kalangan banyak orang dan distarakan dengan kata keindahan atau seni. Untuk
lebih memahami Filsafat estetika perlu dipahami apa hakikat keindahan.
Adanya
rasa tertarik manusia terhadap sesuatu yang dianggap indah tampaknya merupakan
hal yang sifatnya universal. Dari peniggalan-peninggalan sejarah yang berupa
benda, gambar maupun perikehidupan manusia menunjukan bahwa manusia tidak hanya
melihat sesuatu sebagai apa yang terlihat dalam objektivitasnya, tetapi juga
dicerna menurut subjektivitasnya. Manusia melihat atau mendengar apa yang ada
di alam semesta, baik benda-benda alam seperti matahari, bintang, bulan, dan
juga berbagai jenis hewan dan tumbuh-tumbuhan, serta manusia sendiri. Dari apa
yang diekspresikan melalui kata-kata, raut muka, maupun lewat karya seni,
manusia mengagumi dan menikmati keindahan apa yang ditangkap oleh indranya,
khususnya mata dan telinga.
Sesama
manusia, khusunya antara laki-laki dan perempuan, manusia mengagumi satu dengan
lain karena keindahan tubuhnya, tingkah lakunya, cara bicaranya, dan
sebagainya. Kekaguman ini membawa kepada ketertarikan, yang selanjutnya menjadi
kesepakatan untuk saling menikmati keindahan itu, baik sekedar berpasanganpada
zaman purba maupun dalam ikatan suami-istri pada zaman selanjutnya. Manusia
juga mengagumi keindahan benda-benda langit, gunung, air, angin, bentuk dan
perilaku serta suara hewan, bentuk dan bau berbagai bunga, dan sebagainya, yang
dapat mendatangkan kenikmatan batin dalam hidupnya.
Kalau
manusia bisa mengagumi keindahan hewa, apakah hewan juga dapat mengagumi
keindahan sesuatu termasuk keindahan yang ada pada hewan itu sendiri? Manusia
hanya dapat mengamati apa yang dilakukan hewan itu terkait dengan keindahan
warnanya, suaranya, “aksesorinya”, dan perilakunya. Sadarkah ayam atau burung
jantan tentang yang dimilikinya, seperti keindahan bulunya, keindahan paruhnya,
suaranya, dan sebagainya? Yang jelas lawan jenisnya tertarik pada keindahan-keindahan
tersebut. Sehingga kiranya dapat disimpulkan baik manusia maupun hewan tertentu
keterkaitan akan lawan jenisnya bukan sekedar adanya dorongan seksual saja,
tetapi juga karena adanya keindahan pada mereka.
Lalu
apa hakikat keindahan atau estetika itu? Sidi Gazalba dalam bukunya Sistematika
Filsafat (Buku IV, 1981) menyimpulkan bahwa estetika adalah salah satu dari
kebutuhan dasar manusia, yaitu kebutuhan selamat dan kebutuhan untuk
kesenangan. Kebutuhan untuk keselamatan dipenuhi dengan usaha melindungi diri
dari apa yang dibawa dari lahir seperti kondisi fisik yang sehat dan kuat,
makan, minum, dan sebagainya. Sedangkan kebutuhan untuk kesenangan dipenuhi
antara lain dengan menikmati keindahan. Keindahan menyangkut perasaan manusia
dan oleh karena itu dengan keindahan dapat membuat manusia memperoleh
kesenangan atau keputusan dalam hidupnya.
Manusia
dapat menciptakan dan sekaligus manikmati keindahan lewat seni suara, seni
rupa, seni pahat, seni patung, seni drama, dan sebagainya, di samping dapat menikmati
keindahan ciptaan Tuhan yang ada di alam semesta ini.
Manfaat
memahami filsafat estetika:
- Memahami bahwa manusia memiliki potensi yang berupa perasaan yang dapat membedakan sesuatu yang indah dan tidak indah
- Memahami bahwa kriteria keindahan lebih bersifat subjektif di samping ada segi objektifnya.
- Memahami bahwa setiap manusia berhak memilih aliran-aliran yang terjadi dalam filsfat estetika.
- Bagi guru/pendidik pemahaman tentang filsafat estetika dapat dipakai sebagai titik tolak untukk mengembangkan kemampuan esetika siswa.
No comments:
Post a Comment